21 Desember 2011

Friksi

mengapa terus mengedepankan ego

mengapa masih terpaku idealis yg usang

mengapa masih saling mencibir

mencaci-maki sesama

singkirkan semua itu

tanggalkan atribut itu

bersatu kembali.. membangun mimpi kembali

tidakkah kita akan malu jika sifat tersebut diikuti penerus kita?

ingatlah misi kita belum selesai..

membentuk generasi penerus yg bisa meneruskan perjuangan kita.

REGENERASI itu PENTING !!

jangan sampai generasi penerus diam ditempat oleh kebodohan2 kita.

rubahlah kawan..

mari bersatu kembali..

ulurkan tanganmu..

tanggalkan keangkuhan dan keegoisan itu.

saling membuka diri dan introspeksi

demi generasi penerus penggiat alam ini.

16 November 2011

suatu ketika di keremangan senja

suatu ketika di keremangan senja
disudut batas kota
ranum akan sebuah kenyataan
hakikat hidup yang sebenarnya
menepilah sejenak..
beri sedikit senyum pada sekelilingmu.

07 Juli 2011

link untuk membuat outdoor gear

http://www.backpacking.net/makegear/

http://www.bushwalking.org.au/FAQ/DIY_RNCSummer.htm#Sven

http://www.bushwalking.org.au/FAQ/FAQ_Ultralightweight.htm#Tent

http://www.bushwalking.org.au/FAQ/FAQ_Index.htm

16 Juni 2011

bahasa teknis sandal gunung


Untuk menghindari salah paham dalam mencerna informasi yang ada berkaitan dengan bahasa teknis sandal outdoor, bisa lihat gbr dibwh



Nomor penjelasan berdasarkan pada gbr
1. Ini biasa disebut sol, sol bawah, sol karet, karet atau outsole, ini salah satu yang menentukan kualitas sandal outdoor, sol pada sandal outdoor dituntut agar memiliki grip/pegangan yang kuat pada hampir semua medan.

2. Ini yg disebut paking, tidak semua sandal outdoor memiliki ini, gunanya hanya untuk mempermanis tampilan, jadi tidak hanya kuat, juga kelihatan gaya

3. Logo bawah, identitas merk sandal outdoor

4. Ini biasa disebut spon, sol atas atau uppersole, ciri khas motif sandal outdoor biasa dituangkan disini, adu desain tiap merk sandal outdoor dituangkan semuanya disini, krna ini yang paling byk dilihat pertama kali setelah webbing.

5. Byk orang yang menyebutnya tali sandal, atau bisa disebut juga webbing atau tali webbing, kebanyakan orang memilih sandal outdoor berdasarkan tampilan yg disuguhkan oleh tali webbing, dan byk org mempersalahkan tali webbing bila tali sandal terputus, padahal bila diteliti lebih jauh, bukan talinya putus tapi akibat bahan serta jahitan yg jelek dan penggunaan lem oplosan.


sekedar mengingatkan

Lucu ya, uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila
dibawa ke kotak amal mesjid, tapi begitu kecil bila kita
bawa ke supermarket.

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir,
tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan
sepakbola.

Lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi
betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran
film di bioskop.

Lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat
berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan
obrolan bila ketemu teman.

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan
bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat
Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Lucu ya, susah banget baca Al-Quran 1 lembar saja, tapi novel best-seller
1000 halaman pun habis dilalap.

Lucu ya, orang-orang pada berebut paling depan untuk
nonton bola atau konser tapi berebut cari shaf paling
belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar.

Lucu ya, kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu
sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita, tapi untuk
acara lain jadwal kita gampang diubah seketika.

Lucu ya, susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah,
tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip.

Lucu ya, kita begitu percaya pada yang dikatakan koran,
tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al
Quran.

Lucu ya, semua orang penginnya masuk surga tanpa harus
beriman, berpikir, berbicara ataupun melakukan apa-apa.

Lucu ya, kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email, tapi
bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah / pengetahuan
ke-Islaman sering mesti berpikir dua-kali.


“Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin
bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari
Allah.” (QS. 33:47)

motivasi diri

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan...

5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, †Ã¢Ãži pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.

8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai,maka kamu akan dicintai.

9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.

10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah,maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

13. Jangan menunggu untuk diberi, tetapi memberilah maka kamu akan diberi [update 28/3]

14. Jangan menunggu dihargai, tetapi hargailah orang lain maka kamu pasti akan dihargai [update 28/3]

15. Jangan menunggu dihormati orang lain, tetapi hormatilah orang lain maka kamu akan dihormati

sumber : kaskus

Famous Adventurer Quotes

"Famous Adventurer Quotes:

"Because it's there"
-- George L Mallory, British Mountaineer

“It is not the mountain we conquer but ourselves.”
--Edmund Hillary New Zealander mountain climber and Antarctic Explorer Famous for being first to succesfully climb Mount Everest

"You don't have to be a fantastic hero to do certain things - to compete. You can be just an ordinary chap, sufficiently motivated to reach challenging goals."
-- Sir Edmund Hillary

"No mountain is worth even a finger or a toe to frostbite. Return home is real success. Summit is only bonus".
--Alan Hinkes, British 8000er meter climber

“It was our preparation, knowledge and experience that kept us alive.”
--Rachel Kelsey, South African born British Mountaineer

“There can be no happiness if the things we believe in are different from the things we do.”
--Freya Stark (French adventurer and explorer 1893-1993)

“I am prepared to go anywhere, provided it be forward.”
--David Livingstone, Scottish missionary and explorer, 1813-1874

“The best way to observe a fish is to become a fish”
--Jacques Cousteau (French Explorer, 1910-1997)

“To awaken quite alone in a strange town is one of the pleasantest sensations in the world.”
--Freya Stark (French adventurer and explorer 1893-1993)

“Nobody climbs mountains for scientific reasons. Science is used to raise money for the expeditions, but you really climb for the hell of it.”
--Edmund Hillary

Mountains are not fair or unfair - they are just dangerous.
--Reinhold Messner, Tyroll seven summitter

Unusual travel suggestions are dancing lessons from God.
--Kurt Vonnegut, American writer

The mountains will always be there, the trick is to make sure you are too.
--Hervey Voge

You've climbed the highest mountain in the world. What's left ? It's all downhill from there. You've got to set your sights on something higher than Everest.
--Willi Unsoeld, First American Everest Summitter

Near the foot of the mountain we visited a yogi who dwelled in a hollow tunneled beneath a boulder. He pondered our notion of climbing Shivling and said: "First travel, then struggle, finally calm."
--Greg Child, Australian born American Climber/Adventure photographer&author

" - You guys going up ? - Yes, yes, we go up - You may be going a lot higher than you think!"
--Don Whillans (British mountaineer), to a Japanese party, while descending Eiger

"Bohong! Kalo ada yang bilang naik gunung enggak capek"
--Stiker di toko outdoor gears, Jl. Bratang, Surabaya

09 Juni 2011

kembalikan aku pada jalan-Mu

tak terduga waktu telah lama mendikteku. disini kuternista oleh masa..
renggangkan rasa dan prasangka. terbungkam dalam derasnya dunia.
ingin kutuangkan segala asa, ingin kumuntahkan segala derita.
bila terkadang kuterlupa tentang hakekat yang sebenarnya.
ingin kututup gerbang kebencian, tapi kuterjebak relung kehidupan..
ampunkan jiwaku.. maafkan ragaku..
cuma itu yang kumau.. cuma itu yang kumau..
terbuka kembali jalan terang hidupku..
terbuka kembali jalan untukku..
cuma itu yang kumau.. cuma itu yang kumau..
terbuka kembali jalan terang hidupku..
terbuka kembali jalan untukku..

tentang Sahabat sejati

Sahabat sejati
adalah mereka yg selalu
memberi tanpa
mengingat, dan selalu
menerima tanpa
melupakan.

26 Mei 2011

lembayung senja di langit berwarna jingga

benar adanya jika hasrat ini begitu menggebu..
benar adanya jika bathin ini menjerit..

namun apalah dayaku melawan tirani yang membelenggu.
mencoba menyiasati raga yang terus menyudutkanku.

takkan pernah ku padamkan keinginanku tuk bersua denganmu.

sampai kelak kukan dapat mengajak anakku berpetualang.

singgah di keheningan ranu kumbolo
menepi di keteduhan segara anak.

biar kutahan semua yang bisa membuatku gila ini.
menunggu dan terus menunggu.
sampai tiba waktu yang tepat.

bersama anak dan istri menelusuri rimba yang tak bertuan.
menemukan lembayung senja di langit berwarna jingga.

12 Mei 2011

SAR

Unsur dari SAR
Kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu ketrampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya tim SAR dalam melakukan operasi yaitu:
1. Locate: kemampuan untuk menentukan lokasi survivor (korban) hal ini memerlukan pengetahuan menangani data peristiwa , keadaan survivor, keadaan medan dan lainya
2. Reach: kemampuan untk mencapai survivor(korban) hal ini memerlukan ketrampilan mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta kompas, membaca jejak dan lainya.
3. Stabilize: kemampuan untuk menenangkan / menentramkan survivor dalam hal ini mutlak diperlukan ketrampilan p3k, gawat darurat dan lainya.
4. Evacuate: ketrampilan membawa survivor(korban) hal ini memerlukan ketrampilan seperti halnya reach.
Sementara itu pengetahuan tentang komunikasi juga dibutuhkan agar setiap perkembangan operasi SAR bisa dilaporkan pada atasan.
Beberapa tahapan SAR:
Awerness stage (tahapan keragu – raguan),sadar bahwa keadaan darurat.
Initial action (tahapan kesiapan) mendapatkan informasi mengenai survivor (korban)
Planing stage (tahapan perencanaan) membuat rencana yang efektif dan koodinasi
Operation stage (Tahapan operasi) seluruh unit bertugas hingga selesai
Report stage (tahapan laporan) membuat laporan mengenai misi SAR
Pencarian pada operasi SAR:
Ada beberapa pola teknis pada pencarian
1. Track (t)
Orang yang dinyatakan hilang dan jalur perjalanan yang direncanakan akan dilewati merupakan satu – satunya informasi yang ada
Dianggap korban masih disekitar atau didekat garis rute
2. Pararel (p)
Daerah pencarian cukup luas, medan datar
Hanya mempunyai posisi duga
Sangat baik untuk pencarian berbentuk segitiga dan segiempat
3. Creeping (c)
Daerah pencarian sempit, panjang, daerah jurang, jadi pencarian akan naik turun jurang
4. Square (sq)
Biasa digunakan daerah datar,perhitungan posisi harus tepat, pembelokan diperhitungkan.
5. Sektor (s)
Lokasi diketahui, pencarian tidak luas,daerah pencarian berbentuk lingkaran.

6. Contour (c)
Digunakan dibukit – bukit
7. Barrier (b)
Digunakan hanya menunggu, mencegat dengan perhitungan yang pasti, tim SAR tidak dapat mendekati daerah tempat yang terkena musibah.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan pencarian
1. Ketepatan posisi korban.
2. Luas dan bentuk pencarian.
3. Jumlah dan jenis SRU yang tersedia.
4. Cuaca
5. Jarak SRU ke lokasi musibah.
6. Kemampuan alat bantu navigasi
7. Ukuran sukar mudahnya sasaran diketahui.
8. Probability of tection
9. Medan kejadian/ lokasi
10. Kualitas SMC dan OSC serta staf
11. Dukungan logistik


(sumber:hijau adventure gear)

tanda sumber air

Mamalia

Kebanyakan mamalia membutuhkan air secara teratur. Binatang pemakan rumput biasanya tidak pernah jauh dari air karena mereka butuh minum pada saat matahari terbit dan terbenam. Mengikuti jejak mereka bisa membawa anda ke sumber air. Binatang pemakan daging bukan indikasi air yang baik, karena mereka mendapatkan air kebanyakan dari mangsa mereka.

Burung

Pemakan benih seperti burung gereja dan burung merpati tidak pernah jauh dari air dan biasa minum pada saat matahari terbit dan terbenam. Ketika mereka terbang rendah dan lurus mereka biasanya menuju ke sumber air. Jika kembali dari sumber air, mereka terbang hingga dari satu pohon ke pohon lain untuk beristirahat. Burung yang hidup di kawasan air atau burung pemangsa tidak sering minum, maka bukan indikasi baik dari keberadaan air.

Serangga

Lebah biasanya indikasi yang baik. Mereka terbang paling jauh 6,5 km dari sarang mereka. Semut sangat tergantung kepada air. Sekelompok semut berbaris menuju pohon sangat mungkin pergi ke tempat ada air yang terperangkap dalam lubang di dpohon. Kebanyakan lalat tidak pernah jauh dari 90 meter dari air.

Reptil

Mereka mengumpulkan cairan dari embun dan mangsa mereka. Mereka bukan indikasi yang baik.

Manusia

Jejak biasanya mengarah kepada sumur, lubang, atau penampungan. Penampungan itu bisa jadi ditutupi oleh sesuatu untuk mencegah penguapan. Angkat penutupnya untuk mendapatkan air.

SUPLEMENT MAKANAN UNT KEGIATAN ALAM

SUPLEMENT MAKANAN UNT KEGIATAN ALAM

Rekan2 pendaki,

Seperti yang sama2 sudah ketahui bahwa dalam sebuah perjalanan (pendakian) unsur logistik (makanan) merupakan urusan yang bukan main2, banyak dari kita salah menafsirkan persiapan pengadaan perbekalan yang keliru dimana semata-mata hanya memperhatikan faktor2 yang sangat sederhana, padahal jenis kegiatan outdoor (apapun kegiatannya) akan sangat menguras energi fisik dengan efek yg tidak main2 pada psikologis akibat kelelahan yang amat sangat dan supply gizi yang tidak berimbang.

Biasanya kita hanya berfikir sederhana dengan pengadaan makanan yang sekedar murah, ringan, mudah dan langsung hangat untuk dilahap (apalagi bila dipengaruhi oleh suhu udara sekitar yang jauh lebih dingin dari keseharian kita, makanan panas2 langsung caplok ujung2nya lidah kebakar dan mati rasa)

Bangsa kita sudah sangat akrab dengan bekal mie instant yang sehari-hari mudah ditemukan disegala tempat, murah untuk dibeli dan ringan. Apalagi untuk rekan2 mahasiswa yg terpaksa harus nge-kos dan terpisah jauh dari sanak keluarga jenis makanan ini sudah menjadi saudara dekat demi mengejar cita-citanya.Dan kalau kita coba lakukan penggeledahan pada setiap barang bawaan para pendaki bisa dipastikan makanan ini akan ditemukan. Padahal asal tahu saja jenis makanan ini seharusnya justru sebisa mungkin untuk dijauhi dalam kuantitas mengkonsumsinya, mengapa? Karena mie memiliki lapisan lilin agar tidak saling lengket dan tubuh akan sangat sulit mencernanya, dalam sebuah penelitian diketahui bahwa tubuh membutuhkan setidaknya 2-3 hari untuk mengurai lilin2 tersebut dan itupun tidak semuanya bersih terurai bahkan sebagian bisa menjadi potensi bibit kanker.

Makanya sering kali kalo kita habis makan mie maka akan terasa ngantuk banget kan..? itu akibat pencernaan yang harus bekerja keras mengolah dan secara reflek tubuh menyesuaikan dengan mengistirahatkan kerja syaraf2 motorik, tapi yang ada dari kita justru terpaksa geber karena harus summit attack (biasanya mie dikonsumsi pada saat menjelang pendakian puncak demi praktis dan hemat waktu)

Ini baru mie-nya, belum lagi zat-zat lain yang terkandung dalam bumbu penyedapnya… aah sudahlah nanti jadi kepanjangan nih, intinya bukannya nggak boleh makan mie tapi sebaiknya kasih jarak waktu untuk mengkonsumsi mie setidaknya 3 hari sekali. Kalo mau perutnya bisa tetap normal.

Sebenarnya kalau mau agak repot sedikit ada banyak kok alternatif makanan lain yang lebih bermanfaat dan gak harus mahal, sebelum lebih jauh mengenai pilihan menu yang bisa disajikan kita coba deh untuk cari tau bahan2 apa saja yang sebenarnya dibutuhkan untuk kebutuhan suplai tenaga kita.

Karbohidrat

Ini adalah bahan bakar utama tubuh kita, sebagai orang timur untuk keseharian kita mendapatkannya dari nasi yang kita makan sehari-hari. Tapi mungkin sebagian besar dari kita akan merasa ribet banget kalau harus nanak nasi diketinggian lebih dari 1500 dpl dan ditengah hutan lebat, walaupun bisalah dengan cara diliwet atau bikin nasi tim tapi konsekwensinya adalah sabar dan waktu. Belum lagi kalau harus bersihin kerak nasinya (gak masalah sih kalo ada yang doyan buat cemilan).

Sebenarnya ada bahan lain yang bisa dijadikan penggantinya seperti; kentang, umbi-umbian atau jagung. Biasanya saya memanfaatkan yang telah berbentuk tepung sehingga hanya butuh hitungan menit untuk memasaknya dengan campuran sedikit air. Contoh pada suatu perjalanan saya berbekal tepung beras dan umbi kentang sebagai pilihan makanan utama.

    * Pada hari pertama saya masak tepung beras dengan campuran sedikit daun pandan dan garam (inget bubur sumsum kan..?) sebagai teman makannya saya tambahkan kuah kaldu yang sudah dibungkus plastik rapat dari rumah dan tinggal dihangatkan, hmmm.. sensasinya beda. Mau tambah seru lagi..? biasanya saya buat soup yang bumbu dasarnya sudah saya buat didapur rumah, atau lauk pauk yg sudah setengah matang dan tinggal digoreng (dijamin bikin ngiler orang lain kalo dingin2 terciup harumnya ayam goreng hehehe..) intinya saya usahakan bahan2 dari alam tanpa pengawet dan sudah diracik dari rumah dulu biar praktis trus tinggal masukin ke toples bekas selai. Ini biasanya untuk menu makan siang atau malam lho jadi tergantung selera tapi untuk sarapan pagi biasanya saya makan dengan campuran gula merah cair saja.

    * Pada hari berikutnya saya rebus kentang, setelah matang saya kupas kulitnya lalu tinggal dihaluskan. Dimakan bersama tumisan daging cincang, daun bawang, seledri dan macaroni. Dagingnya bisa apa aja tuh bisa ayam, sapi atau jerapah (lho.?). bisa juga diberi variasi dengan telor ceplok dengan daging bacoon.. wiiih..

Protein

Dibutuhkan oleh tubuh kita untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak atau memang yang secara periodik harus tergantikan. Untuk aktivitas luar ruang yang mana fisik kita harus dituntut untuk berhubungan langsung dengan faktor cuaca seperti suhu udara, sinar matahari dan kelembaban sangat menyiksa lapisan kulit.

Pada udara dingin dan kering akan mengakibatkan kulit kita harus bekerja keras dengan melepaskan sel-selnya sehingga kita akan lihat berupa kulit bersisik.

Unsur protein bisa kita dapatkan pada lauk makan dalam bentuk nabati dan hewani, untuk nabati kita bisa dapatkan dari tempe, tahu atau kacang2an dan ikan, daging atau telur dari hewani. Masih banyak lagi sumber pangan yang bisa banyak menyumbang protein.

Gula

Bahan makanan yang cepat dan mudah diserap tubuh untuk pembakaran sehingga pada kondisi fisik yang kritis sebaiknya diusahakan untuk segera diberikan dengan dosis yang layak.

Sebagai bagian dari daftar logistik gula bisa siapkan dalam bentuk; permen/coklat, minuman, kue ataupun produk siap santap lainnya.

Berhati-hati dengan takaran konsumsi bagi orang yang berpotensi atau pengidap diabetes, agar tidak mengakibatkan serangan kearah yang lebih serius.

Ini hanya sebagian gambaran bahwa kegiatan alam bebas itu harus diisi dengan kesenangan dan salah satunya kesenangan dari makanan yang kita konsumsi. Kalau kita liat orang barat punya pola masakan yg cenderung cocok untuk kegiatan ini (ada yg sudah coba untuk pilih makan salad digunung..?), para cowboy yg harus nomaden benar2 harus bisa menyediakan menu makanan yg imbang (bahkan kebiasaan makan steak mereka sampe bikin kita ketagihan tuh), para ranger dipegunungan alpen juga jago banget bikin aneka soup jadi siapa bilang urusan masak adalah urusan gender..?? justru sebenarnya para “pejantan tangguh” punya selera yg lebih sensitif, makanya coba aja lian direstoran, hotel dan kapal pesiar pasti chef-nya cowok, cuma buat kita2 biasanya bermasalah pada perasaan malas.

Memasak adalah sebuah hobby/kesenangan juga dan akan lebih asyik bila dua kesenangan digabungkan. Hal ini terbukti ketika saya berkunjung ke situ patenggang dan berkemah disana dengan istri dan anak yang baru berumur 2 tahun, karena rencana berkemah dekat danau maka tidak lupa peralatan pancing juga saya bawa.

Karena gak jago2 amat untuk urusan mancing akhirnya ya cuma dapat 3 ekor sepat dan 2 mujair, tapi inilah menu utama kami untuk dinner.. hehe.. akhirnya ikan digoreng dan disantap dengan kangkung bumbu rujak plus tempe goreng.. wuiih benar2 sensasi yg luar biasa, kita santap malam dipinggir danau diterangi bulan cerah yg lagi purnama penuh (biasanya saya liat tanggalan arab atau jawa untuk menentukannya). Nuansa yang hanya bisa ditemui oleh kita2 yg punya jiwa berani untuk lebih dekat dengan hasil ciptaan Nya.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/05/01/suplement-makanan-unt-kegiatan-alam/

peralatan penting dalam kegiatan alam bebas

10+(sepuluh plus) poin peralatan yang penting
Selalu membawa 10 peralatan penting ini dan juga selalu mengeceknya apakah semuanya bisa berfungsi dengan baik, jika seandainya anda berencana untuk bermalam di alam bebas.
1. Pakaian cadangan (synthetic atau wool)
2. Peta (dalam kantong waterproof)
3. Air minum dan makanan ekstra
4. Kompas
5. Plastik atau waterproof sheet untuk shelter
6. First aid kit atau P3K
7. Pisau lipat multi fungsi
8. Sunscreen dan sunglasses
9. Lighter atau korek api
10.Headlamp atau flashlight dengan extra battery serta bola lampu cadangan.

Etika perjalanan di alam bebas.
1. Rencanakan dan persiapan seawal mungkin
2. Hindari mendirikan tenda di area yang tidak stabil/mengandung bahaya
3. Buanglah sampah secara benar
4. Biarkan semua yang dijumpai sebagaimana adanya dan jangan merubahnya
5. Minimalkan impact dari api unggun
6. Respect terhadap kehidupan liar alam bebas
7. Saling tengang rasa dengan sesama individu penggiat alam bebas lainnya.

Sebelum Meninggalkan Rumah
Yakinkan diri anda bahwa semua peralatan, pakaian dan makanan yang anda butuhkan pada perjalanan nanti sudah anda punyai semua. Gunakan check list untuk lebih meyakinkan anda untuk tidak melupakan sesuatu. Sebelum berangkat, beritahukan kepada keluarga, teman dekat anda rencana perjalanan anda secara tertulis. Pada rencana ini harus termasuk:
1. Rencana keberangkatan anda
2. Nama, alamat dan nomer telpon dari seluruh teman seperjalanan anda
3. Kondisi kesehatan
4. Kendaraan atau transportasi yang dipakai
5. Rencana rute perjalanan anda (termasuk rencana camp sites)
6. Rencana akhir dari perjalanan anda serta kapan anda akan kembali.

Setuju dengan prosedur untuk menghubungi yang berwajib jika anda menghubungi pada waktu yang ditentukan. Jika anda membawa kendaraan sendiri, tinggalkanlah copy dari rencana perjalanan anda dalam kendaraan anda. Jika anda merubah rencana perjalanan, jangan lupa untuk memberitahukan keluarga atau teman dekat anda tersebut dan berikan rencana baru perjalanan anda.
Saat diperjalanan di alam bebas, jika anda baru dengan daerah tersebut, checklah peta anda secara regular, walaupun anda berjalan pada jalan setapak yang jelas. Biasakan diri anda untuk mencocokan tanda di peta dengan kondisi bentangan medan perjalanan anda. Jaga group anda agar selalu bersama. Jika terpencar-pencar dalam perjalanan akan memungkinkan kesasar pada persimpangan jalan setapak. Dan jika anda kesasar, ingatlah kata kunci yaitu, STOP (Stop, Think, Observe, Plan)


Stop:
Jika anda merasa tersasar atau salah jalan, berhentilah, berhitunglah secara perlahan hingga10 (ini akan membuat tenang), minumlah sedikit air, makanlah sedikit snack dan perhatikan situasi atau keadaan disekitar anda. Petualang alam bebas hendaklah kuat, tabah dan bisa menguasai diri saat dia merasa bahwa dia sedang kesasar atau salah jalan.

Think:
Cobalah berpikirdan ingat, dimana dan kapan dengan yakin lokasi terakhir anda, dan bisakah anda bernavigasi kembali ke lokasi terakhir anda di peta? jikabisa, kembalilah pada titik tersebut dengan hati-hati dan selalu evaluasi pilihan anda.

Observe:
Bisakah anda untuk kembali dan mengenali jalan setapak yang telah ditempuh atau lokasinya? Jika tidak, tetaplah pada posisi anda. Lebih mudah bagi tim SAR untuk menemukan anda pada lokasi original, jalan atau daerah anda kehilangan arah.

Plan:
Jika anda bersama anggota perjalanan lainnya, diskusikanlah sebuah rencana. Jika anda sendirian, rencanakanlah cara untuk kembali atau bertahan dengan teknik survival yang anda ketahui. Jika saat melaksanakan rencana anda ada perubahan pada situasi, gunakanlah point "STOP" kembali untuk mendapatkan solusinya.

Bawalah selalu peluit dan tempatkan pada posisi yang gampang untuk diraih. Suara peluit lebih nyaring dan panjang jika dibandingkan dengan suara anda. Tiga kali tiupan kencang peluit merupakan signal universal untuk permintaan bantuan pertolongan.

Handpones untuk pertolongan
Sebagian gunung dan daerah terpencil di indonesia masih bisa dijangkau dengan handphones. Jika anda mempunyainya bisa dipakai untuk menhubungi yang berwajib,




jelaskan dengan jelas posisi dan rute perjalanan anda dengan sejelas mungkin. Minta
pertolongan, dan tetaplah ditempat. Mulailah perjalanan anda dengan keadaaan battery handphones yang terisi penuh jika bisa bawalah battery cadangan dan perlakukan
handpones sebagai emergency equipment.

Jika anda berhasil meminta bantuan pertolongan, kadang akan memakan waktu bagi tim SAR untuk mencapai posisi anda. Gunakanlah 10+ peralatan penting anda. Serta posisi anda harus bebas dari pepohonan sehingga bisa terlihat dari udara. Jika anda mendirikan tenda/bivak atau perlindungan, usahakan jauh dari aliran air (sungai/air terjun) yang mungkin akan menyebabkan suara panggilan dari tim SAR tidak akan terdengar oleh anda.

Hydrasi - Minumlah air..!!
Dehydrasi akan menyebabkan hilangnya cairan tubuh. Kebanyakan dari pada orang yang terkena dehydrasi di sebabkan oleh oleh panas yang berlebihan sebagai akibat dari kegiatan yang berlebihan, (jangan banyak bergerak). Tapi muntah atau diare juga bisa menyebabkan orang jadi lekas tersinggung. Dehydrasi adalah keadaan yang serius dan perlu segera mendapatkan perhatian yang serius. Minumlah air sebelum anda merasa haus. Tubuh anda sudah membutuhkan air sebelum rasa haus mulai menyerang. Orang yang terkena dehydrasi harus diberi minum setidaknya beberapa teguk setiap 10 sampai 15 menit. walaupun dia tidak merasa haus.

Temperature yang ekstrem
Hypothermia adalah menurunan yang sinifikan pada temperatur tubuh yang disebabkan oleh tubuh menhadapi suhu yang dingin secara berkepanjangan atau tiba-tiba. Kondisi yang mengancam keselamatan jiwa ini merupakan ancaman yang biasanya akan dihadapi oleh setiap pendaki gunung, terlebih lagi bagi mereka yang tidak begitu kenal dengan gejala-gejalanya. Seseorang bisa terserang hyporthermia bahkan ditemperatur sedang sekalipun. Angin dan kelembaban bisa menyebabkan hyporthermia menyerang dengan cepat. Gejalanya adalah menggigil, meracau (berguman yang tidak jelas), dan tidak ada kontrol diri. Untuk menghindari hyporthermia, tetap hangat, kering dan hydrasi yang baik.

Panas yang melelahkan.
Keluhan yang disebabkan oleh kelelahan karena panas, biasanya ditandai dengan perut keram, teramat haus dan tiba-tiba merasa sangat lelah. Keadaan ini akan bertambah parah ditandai dengan gejala keringat yang luar biasa, rasa pusing serta sakit kepala,
rasa mual dan detak jantung yang berlebihan. keadaan yang paling parah, dikenal dengan Heat Stroke adalah merupakan jenis yang paling parah dari pada penyakit yang disebabkan oleh panas. Ini merupakan kondisi yang sangat serius yang mencakup pada berhentinya secara total sistim kontrol panas tubuh. Heat Stroke ini bisa berakibat fatal. Jika situasi sangat serius, baringkanlah penderita dengan kaki lebih tinggi dari kepala untuk menjaga agar darah tetap mengalir ke otak. Letakan apa saja yang dingin di beberapa tempat seperti: Ketiak, lipatan paha, leher. Letakan bandanna basah diatas
dahinya dan berikan udara sejuk dengan cara mengipas penderita.

Safety point yang dibahas diatas merupakan sebahagian besar dari general outdoor safety prosedur



(sumber:hijau adventure gear)

Penyakit2 kegiatan Outdoor

Penyakit2 kegiatan Outdoor

Ada beberapa gejala / penyakit yg kerap melanda para penggiat alam maupun para penggiat kegiatan outdoor, disini saya coba untuk menjelaskan beberapa diantaranya :

HIGH ALTITUDE
Di ketinggian kita akan mengalami penurunan tekanan barometrik (tekanan udara). Oksigen menyumbang sekitar 21 % terhadap tekanan ini, artinya semakin kita naik maka semakin sedikit oksigen yang didapat. Ini penyebab utama masalah seperti hypoxia. Tapi dengan naik secara perlahan-lahan, tubuh kita bisa menyesuaikan dengan tipisnya
udara, istilahnya adalah ‘aklimatisasi’.
Perubahan fisiologis dalam respirasi, sirkulasi, darah dan lapisan tubuh meningkatkan pengiriman oksigen dalam tubuh sehingga tubuh lebih mampu mengatasi masalah kurangnya oksigen. Aklimatisasi sendiri tergantung kepada kecepatan mendaki, tingkat stress dan fisiologis individual.
Kemampuan individu beraklimatisasi berbeda-beda, ada yang cepat menyesuaikan diri, ada yg lama, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali. Orang yang biasa tinggal di ketinggian cenderung lebih mudah beraklimatisasi, contohnya para sherpa di Himalaya.
RESPIRATORY CHANGES
Saat naik, kecepatan bernafas kita akan bertambah pula. Ini bisa dimulai sejak ketinggian 1500M. Istilahnya adalah Hypoxic Ventilatory Response (HVR). HVR bervariasi dalam tiap orang dan dipengaruhi oleh stimulan (misalnya kafein dan coca), serta depresan (misalnya alkohol dan antihistamin). Kebugaran fisik tampak tidak berpengaruh terhadap
HVR. Tingkat HVR yang baik akan meningkatkan aklimatisasi, HVR yang jelek akan memudahkan terkena penyakit ketinggian.
Karena kecepatan nafas bertambah, semakin banyak oksigen yang dihirup. Tapi kita juga akan semakin banyak mengeluarkan karbon dioksida sehingga terjadi perubahan kimiawi dalam tubuh. Dalam waktu 24 sampai 48 jam, ginjal berusaha menyelaraskan dengan perubahan kimiawi tersebut dengan mengeluarkan bikarbonat (artinya kita akan
semakin banyak buang air kecil selama aklimatisasi). Proses ini bisa dipercepat kalau memakan obat bernama Acetazolimide/Diamox.

CIRCULATORY CHANGES
Ketinggian akan membuat tubuh stress. Sebagai respon, hormon stress akan dilepaskan ke dalam darah. Akibatnya muncul peningkatan ringan pada tekanan darah dan detak jantung. Semakin lama di ketinggian, detak jantung kembali ke tingkat normal. Tapi detak jantung maksimum tetap akan menurun.
Volume plasma darah juga menurun karena banyaknya kita buang air kecil. Penurunan ini bisa mencapai angka 15 % dalam tiga hari pertama aklimatisasi. Jadi sangat penting untuk minum banyak air sehingga tidak terjadi dehidrasi.
Pulmonary vessel juga akan menyempit selama berada di ketinggian. Dampaknya terjadi tekanan pada arteri pulmonary dan menjadi satu faktor timbulnya penyakit pulmonary edema (cairan bocor ke paru-paru).

sumber :

http://catros.wordpress.com/2007/07/24/penyakit2-kegiatan-outdoor-01/
http://catros.wordpress.com/2007/07/24/penyakit2-kegiatan-outdoor-02/
http://catros.wordpress.com/2007/07/24/penyakit2-kegiatan-outdoor-03/
http://catros.wordpress.com/2007/07/24/penyakit2-kegiatan-outdoor-04/
http://catros.wordpress.com/2007/07/24/penyakit2-kegiatan-outdoor-05/

Pendakian Gunung 8.000 Meter Tanpa Tabung Oksigen

Pendakian Gunung 8.000 Meter Tanpa Tabung Oksigen

Reinhold Messner adalah Fenomena

Memuncaki Everest tanpa doping oksigen adalah prestasi lain. Hanya ada segelintir orang yang sanggup melakoni petualangan berisiko tinggi itu. Tipisnya kadar oksigen menyebabkan para pendaki terpaksa mengandalkan bantuan tabung oksigen untuk menggapai puncak. Mereka khawatir dengan gangguan kesehatan yang muncul bila nekat tak memakai tambahan oksigen.

Salah satu kunci kesuksesan Sir Edmund Hillary meraih titik tertinggi dunia: 8.848 meter (29,035 feet) bersama Tenzing Norgay adalah bantuan tabung oksigen. Sejak awal, tim ekspedisi ini tak mengharamkan pemakaian bantuan doping itu. Sebab pada ekspedisi yang digelar pada 13 April – 3 Juni 1953 memang bertujuan untuk mengantar orang pertama yang memuncaki Everest. Sebelumnya, beragam ekspedisi sudah digelar namun selalu berujung dengan kegagalan.

Pendakian gunung tinggi dunia – terutama di atas 8.000 meter – tanpa bantuan tabung oksigen sempat menjadi kontroversi. Usaha pertama mencapai puncak Everest tanpa doping tabung oksigen sudah dimulai George Mallory. Pendaki Inggris ini menolak memakai tabung oksigen saat melakoni ekpedisi kedua tim Inggris pada April – Juni 1922. Ekspedisi ini gagal mengantarkan para pendaki meraih puncak. Tanpa oksigen, Mallory sanggup mencapai ketinggian 27.000 feet sedang rekannya yang memakai tabung oksigen hanya meraih 300 feet di atas Mallory.
Mallory merasa aneh saat mendaki Everest dengan bantuan tabung oksigen – meski dengan doping itu ia mendapat sejumlah keuntungan. Kadar oksigen yang tipis dapat mengganggu kinerja otak sampai menimbulkan halusinasi. Sayang, Mallory tak berumur panjang. Pada ekspedisi tim Inggris ke Everest yang ketiga kalinya, Mallory ditemukan tewas bersama Andrew Irvine. Jenazah kedua pendaki itu ditemukan di dekat puncak pada 8 Juni 1924.

Pendakian Kilat
Era tujuh puluhan, wacana pendakian gunung tinggi tanpa oksigen kembali mengemuka. Beberapa pendaki menyatakan pendakian dapat dibilang sukses bila titik tertinggi itu diraih tanpa bantuan oksigen. Gaya pendakian tanpa oksigen dilontarkan dua pendaki anyar – pada saat itu: Reinhold Messner dan Peter Habeler.
Mereka begitu bersemangat membuktikan, jiwa olahraga dunia pendakian akan lebih terasa bila dijalani tanpa harus mengandalkan tabung oksigen yang digendong di punggung.

Tahun 1974, Messner dan Habeler memanjat dinding utara (North Face) Eiger, Prancis hanya dalam waktu 10 jam. Keduanya berpendapat, kecepatan pendakian berbanding lurus dengan keselamatan diri. Pendakian kilat itu dapat mengurangi ancaman longsor salju (avalanche) dan kemungkinan ditimpa cuaca buruk. Walhasil, perlengkapan pendakian dihitung dengan amat cermat, sebagai usaha mengurangi beban.
Sukses pemanjatan Eiger makin menambah semangat mereka. Messner dan Habeler terus memacu program latihan yang bertujuan akhir: mengantarkan dua manusia tanpa oksigen dalam pendakian gunung 8.000 meter pada 1975. Latihan yang begitu berat ternyata tak sia-sia.
Pasangan pendaki legendaris itu memilih Gasherbum I/Hidden Peak (8.068 meter/ 26.470 feet) di Pakistan. Dalam rangkaian 14 gunung tinggi dunia, gunung ini berada di urutan ke sebelas – berdasarkan tinggi puncaknya. Pemuncak pertama adalah Andrew Kaufman dan P. Schoening pada 1958.
Dengan hanya membawa 12 porter untuk mencapai kemah induk (base camp), Messner dan Habeler sukses menggapai puncak tanpa bantuan oksigen. Hebatnya lagi, mereka pun sukses membuka jalur baru: rute barat laut (northwest route). Dan ingat, rute baru ini bukan cuma untuk jalan naik tetapi juga sekaligus jalur turun.Sejarah Baru
Usai pendakian itu, duet handal itu seperti tak sabar menyiapkan petualangan berikutnya. Tekad pun sudah terkepal di tangan: puncak Everest harus dapat ditembus tanpa bantuan oksigen.
Sejarah itu terjadi pada Mei 1978. Messner dan Habeler mendaki puncak lewat South Col. Mereka mendaki tanpa membawa tenda dan tentu saja, tanpa tabung oksigen. Tantangan alam yang amat berat, mampu dilewati. Selain latihan yang serius, keduanya punya ikatan yang kuat sebagai tim pendaki. Tanpa berbicara, mereka terus mendaki menuju puncak. Kadang-kadang, mereka saling berpandangan, melihat badan dan pikiran masing-masing.
Sebelumnya, Habeler sempat khawatir dengan serangan oksigen tipis di ketinggian yang dapat berakibat kerusakan otak dan kehilangan memori. Namun, dia dan Messner akhirnya mampu mencapai puncak. Habeler mengaku sangat letih secara fisik, namun hasrat memuncak yang begitu tinggi mampu mengalahkan segala. Karena takut terkena kerusakan otak, Habeler turun ke South Col hanya dalam waktu satu jam saja. Ia meluncur dengan kapak esnya.
Kisah petualangan pria kelahiran desa Villnos, Italia Selatan 17 September 1944 tak berhenti sampai di situ. Pada tahun yang sama, Messner meraih puncak Nanga Parbat (8.125 meter/26.660 feet) tanpa bekal tabung oksigen. Bagi para pelaku pendakian gunung, prestasi itu seolah tenggelam. Mereka justru penasaran dengan pendakian solo Messner dalam usaha mencapai puncak gunung yang ada di wilayah Pakistan itu. Ia mencapai puncak nomor sembilan hanya dalam waktu 12 hari.
Merasa dicuekin, dua tahun kemudian Messner kembali menciptakan sensasi. Pada 18-21 Agustus 1980, Messner sukses membuat rekor di Everest: mendaki solo dan tanpa tabung oksigen. Ia mulai mendaki sendiri dari advanced base camp di sisi utara.
Pada hari ketiga – dengan diliputi keletihan, Messner mampu berdiri di titik 8.848 meter itu. Meraih puncak seorang diri, Messner pun terduduk dan menangis. Hanya itu yang dapat dilakukannya. Saat tiba di kemah, Messner berucap terbata-bata, ”Saya tak dapat mengulanginya lagi. Saya telah mencapai batas kemampuan saya. Dan saya merasa bahagia.”
Rekor Messner tak berhenti sampai di situ. Pada 17 Oktober 1986, bersama Hans Kamerlander, Messner menerima suguhan secangkir kopi panas di kemah induk Lhotse (8.516 meter). Inilah sambutan yang diberikan kawan-kawan pendaki seusai menjejak puncak nomor empat dunia itu. Sekaligus menobatkan Messner sebagai orang pertama di muka bumi yang sanggup berdiri di 14 puncak dunia.
Usaha mencapai 14 puncak itu dilakoni Messner selama 16 tahun (1970 – 1986). Ketika menyelesaikan Lhotse usianya sudah mencapai 42 tahun. Dan ia terus memproduksi rekor-rekor baru dalam petualangan. Pada perayaan 50 tahun Everest diraih Hillary dan Norgay, Messner sempat hadir bersama sang istri. Reinhold Messner memang fenomena dalam kisah petualangan dunia.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/06/19/pendakian-gunung-8000-meter-tanpa-tabung-oksigen-2/

Pendaki Buta yang menaklukan 7 Puncak Dunia

Pendaki Buta yang menaklukan 7 Puncak Dunia

Sudah banyak memang orang yang menaklukan 7 Puncak Dunia,tapi hanya 1 orang yang menaklukan Gunung-gunung tertinggi di dunia dengan kekurangan pada fisiknya,dia adalah Erik Weihenmayer,lahir pada 23 September 1968 di Hongkong.Dia adalah orang buta pertama yang mencapai puncak Gunung Everest pada tahun 2001,dan dia menyelesaikan 7 Puncak Dunia pada tahun 2002.
Erik Weihenmayer terlahir dengan keadaan normal,pada usia 3 tahun dia menderita penyakit mata langka Retinoschisis yang akhirnya membuat dia kehilangan penglihatannya.Tapi kehilangan penglihatan tidak membuat dia patah semangat dan menyerah pada nasib,justru setelah dia kehilangan penglihatannya dia mulai menekuni olahraga extrim seperti mendaki gunung,panjat tebing,panjat es,skydiver,dan ski.

Sampai saat ini Erik Weihenmayer telah menghasilkan 2 buku yang berjudul Touch the Top of the World dan The Adversity Advantage: Turning Everyday Struggles Into Everyday Greatness.

Film yang berjudul Farther Than The Eye Can See,berisi tentang dokumentasi dia saat mendaki Gunung Everest dan Film ini memenangkan 21 International Film Festival awards, mendapat nominasi 2 Emmy's, dan mendapat peringkat sebagai salah satu dari 20 TOP DVD Adventure sepanjang masa.
Sedangkan Filmnya yang berjudul Blindsight berisi tentang perjalanannya pada tahun 2004 dimana dia menjadi Guide bagi 6 remaja buta untuk mendaki Gunung Everest.
Filmnya yang terakhir berjudul Touch the Top of the World,yang menceritakan tentang perjalanan hidupnya dari mulai dia kecil dan kehilangan penglihatannya sampai dia berhasil menaklukan 7 Puncak Dunia.

sumber :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4569674

Penakluk Pertama Mount Everest

Penakluk Pertama Mount Everest
Edmud Hillary Dan Tenzing Norkay

Tanggal ini pada 1953, Sir Edmund Hillary dan Tensing Norkay pemandu Sherpanya menjadi manusia pertama yang mencapai puncak Mount Everest, gunung tertinggi di bumi, sekitar 8.850 meter.

Edmund Hillary danggap sebagai pendaki gunung terkenal sepanjang masa. Ia lahir di Tuakau, Auckland, Selandia Baru pada 20 Juli 1919. Hillary merupakan anak pengusaha koran lokal.

Ia mendapatkan pengalaman pertama dengan pegunungan ketika sekolah dasarnya melakukan darmawisata ke Mount Ruapehu.

Tahun 1939, Hillary melakukan pendakian gunung pertamanya, Mount Olivier di Southern Alps. Ia sempat bergabung dengan angkatan udara pada 1943 dan belajar navigasi.

Pada 1951 Hillary diajak George Lowe untuk bergabung dalam ekspedisi Selandia Baru ke Himalaya. Kesempatan itu digunakan Hillary berkenalan dengan penduduk lokal, Sherpa dan mencapai ketinggian pendakian 6.000 meter. Setahun kemudia ia bergabung dengan tim Eric Shipton untuk menjelajah sisi baratdaya Mount Everest.

Tahun 1953 Hillary diundang bergabung dengan Ekspedisi British Everest dipimpin oleh Kolonel John Hunt beranggota sembilan orang. in an attempt to make it to the summit. Hillary ditemani George Lowe dan seorang pendaki Sherpa, Tenzing Norgay.

Kemah utama dibangun Maret 1953 di Solu Khumu, Nepal dan kemah terakhir di South Col, ketinggian 7.900 meter. Pada 26 Mai dua pendaki mencoba mencapai puncak, tetapi gagal. Pada 28 Mei, Hillary, Tenzing dan tiga pendaki lainnya bergerak dengan membawa tabung oksigen mencapai ketinggian 8.500 meter. Keesokan harinya, cuaca terang dan cerah, Hillary dan Tenzing mencoba pendakian terakhir dan emncapai puncak pada pukul 11.30 siang.

Atas keberhasilannya, Hillary dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris dan pulang ke Selandia Baru dan menikah dengan Louise Rose. Mereka dikarunia satu putra dan dua putri.

Tahun 1987, Tenzing Norgay meninggal sebelum sempat menuliskan biografinya. Tenzing kurang dapat menjaga kesehatan dan seorang alkoholik.

-Tulisan ini pernah dimuat di Koran Tempo-

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/03/29/penakluk-pertama-mount-everest/

11 Mei 2011

Pecinta Alam Ditengah Isu Lingkungan

Pecinta Alam Ditengah Isu Lingkungan

Terkesan oleh satu rumor yang mempertanyakan dimana pecinta alam saat ini. Pertanyaan ini sekaligus menjawab teka-teki bahwa ternyata masih ada orang yang tahu tentang pecinta alam.

Berbicara pecinta alam bagi kita tidak lebih seperti berbicara masalah lingkungan yang semakin absurd tidak tahu ujungnya. Tercatat hampir sekitar 250 perhimpunan pecinta alam di Yogyakarta saja, belum di Indonesia. Pada umumnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari mahasiswa,pelajar sampai organisasi PA (pecinta alam) umum pun hadir menjamur dewasa ini.di mahasiswa terkenal dengan sebutan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di pelajar terkenal dengan nama Sispala (siswa pecinta alam).

Secara umum orang tahu pecinta alam, mereka adalah orang yang suka atau punya hobi naik gunung dengan rambut gondrong, pakaian, aksesoris yang khas menandakan seorang pecinta alam. Sayangnya opini yang menempel pada diri PA ini lebih menjurus pada konotasi yang negative, ini lebih karena sering terjadinya praktek-praktek vandalisme di gunung, tempat wanawisata bahkan dipuncak gunung sekalipun ada coretan-coretan iseng. Terlepas dari apakah ini perbuatan seorang pecinta alam atau hanya kebetulan orang yang iseng saja yang naik gunung membawa spidol atau cat semprot.

Karena sulit membedakan antara pecinta alam asli yang peduli alam dan lingkungannya atau hanya pecinta alam gadungan yang hanya menempelkan nama kerennya saja, anggapan pun semakin luas terhadap perilaku sosial yang tidak terpuji seperti membuat kegaduhan di tengah malam dengan teriak-teriak bahkan lebih kaget lagi adalah sering ditemukannya berbagai macam sampah sampai kondom sekalipun di Taman Wisata Kaliurang, ini siapa lagi kalau bukan orang yang sering main ke gunung.

Terlepas dari konotasi negative tadi, pecinta alam mempunyai satu posisi yang sangat penting perannya dalam membina generasi muda untuk kepedulian terhadap alam ini seperti bisa kita lihat kegiatan-kegiatan penghijauan di lereng Merapi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pecinta alam di Yogyakarta atau aksi bersih kali oleh beberapa pecinta alam di Bandung beberapa bulan. Ini menandakan adanya satu persepsi yang masih belum diketahui oleh kebanyakan orang tentang kegiatan pecinta alam yang tidak saja berkutat di acara mendaki gunung.

Namun dalam tataran politik lingkungan pecinta alam cenderung apolitis dalam tataran gerakan lingkungan secara keseluruhan pecinta alam belum memperlihatkan sebuah sinergi gerakan yang dinamis, sepertinya belum ada satu pemikiran taktis gerakan pecinta alam dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan. Lebih jauh lagi pada peran mahasiswa pecinta alam, masih sedikit aksi-aksi advokasi dari para mahasiswa pecinta alam untuk masalah lingkungan. Ini terkesan apatis untuk melakukan advokasi bagi korban pencemaran lingkungan atau penolakan untuk rencana pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Ambilah salah satu contohnya di Yogyakarta, ditengah maraknya isu pembangungan kawasan konservasi air dan hutan oleh Pemkot, Jalan Lintas Selatan yang melewati kawasan hutan yang masih alami, Taman Nasional Gunung Merapi, Safir Square , Plaza Book UGM, Pelabuhan ika di Pantai Glagah yang nyata-nyata tidak sesuai dengan Ketentuan kebijakan lingkungan mengenai Tata Ruang, AMDAL, UU No 23 taqhun 1997, Transparansi dan Akuntabilitas public. Mahasiwa pecinta alam atau kelompok pecinta alam lainnya terkesan acuh tak acuh tidak mau peduli mengkritisinya.

Dikutip dari satu catatan Gerlorfd Nelson senator Amerika tahun 1970 yang disampaikan dalam Catalyst Conference Speech of Illionis tahun 1990, ia mengatakan “ jika ingin mengubah Negara untuk kegiatan-kegiatan yang sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan menjadi sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan, jika anda ingin mempunyai Negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi yang akan datang, kita yakin anda dapat melakukannya“. Catatan ini yang menjadi dasar untuk bergerak dalam wacana lingkungan melawan kapitalisme global.
Kini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk membangun sebuah sinergi gerakan dari para pecinta alam baik itu mahasiswa pecinta alam, siswa pecinta alam ataupun kelompok – kelompok pecinta alam lainnya untuk masa depan lingkungan hidup karena masalah lingkungan adalah permasalahan bersama sehingga korelasi antara banyaknya pecinta alam dengan kelestarian alam ini dalam tanda positif bukan sebaliknya.
“Sedikit ide yang kau tuang dalam karya, akan lebih berarti daripada seribu kata yang terucap”

SUMBER : http://catros.wordpress.com/2007/05/31/pecinta-alam-ditengah-isu-lingkungan/

Pegunungan adalah tempat paling kuat di Bumi, dan menuntut penghormatan tertinggi

Pegunungan adalah tempat paling kuat di Bumi,
dan menuntut penghormatan tertinggi
(Erik Weihenmayer)

Nama “Seven Summits” telah lama dikenal dalam dunia pendakian gunung di dunia dan disebut-sebut sebagai sebuah grand slam penjelajahan yang sebenarnya. Petualangan ekstrem ini merupakan pendakian puncak-puncak tertinggi di setiap benua.
Ketika Mount Everest sebagai puncak tertinggi di dunia telah banyak didaki, orang bertanya-tanya pendakian spektakuler apalagi yang dapat dibuat oleh umat manusia dalam menantang keperkasaan alam. Maka lahirlah ekspedisi-ekspedisi dari berbagai negara termasuk Indonesia yang terobsesi dengan grand slam penjelajahan ini.
Sekian puncak yang wajib didaki adalah Mc Kinley (6.194 m) di Amerika Utara, Aconcagua (6.960 m) di Amerika Selatan, Kilimanjaro (5.895 m) di Afrika, El’brus (5.642 m) di Eropa, Vinson Massif (4.897 m) di Antartika, dan tentunya Everest (8.848 m) di Asia. Sedangkan satu lagi puncak yang dianggap mewakili lempengan Australia-Oseania mempunyai beberapa pilihan yang sama mendebarkan, yaitu Cartenz Pyramid di Pulau Papua, Mount Cook di Selandia Baru, atau Kosclusko di Australia.
“Seven summits” nusantara
Bagi para pecinta kegiatan mendaki gunung amatir dan wisatawan, mimpi “Seven Summits” ini tentunya cukup mustahil untuk dilaksanakan mengingat diperlukan skill, persiapan dan biaya yang maksimum. Bahkan walaupun semuanya telah terpenuhi, faktor alam seringkali menjadi penentu keberhasilan. Sejarah mencatat banyak pendaki profesional yang gagal bahkan gugur di medan perjuangannya yang terakhir di gunung-gunung tersebut.
Namun pendaki amatir dan wisatawan di Indonesia yang tetap mempunyai obsesi “Seven Summits” dapat mewujudkan keinginannya tersebut dengan skala yang lebih kecil, yaitu dalam kawasan Kepulauan Nusantara tercinta ini. Dengan sedikit romantisme, kita dapat mempersatukan seluruh kepulauan ini dengan mengoleksi puncak-puncak tertinggi di pulau-pulau di Nusantara.
Beberapa gunung tujuan misalnya Semeru di Jawa, Kerinci di Sumatera, Latimojong di Sulawesi, Binaiya di Maluku, Rinjani di Nusa Tenggara, Kinabalu di Kalimantan, dan tentunya Carstenz Pyramid di Papua. Ketujuh puncak itu memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi –bahkan beberapa dapat dinaiki tanpa memerlukan skill dan pengalaman yang terlampau tinggi. Tentunya asalkan memiliki kesehatan dan kebugaran yang cukup prima untuk mendaki gunung daerah tropis. Bahkan Kinabalu di Malaysia sudah dikelola sedemikian rupa sehingga menjamin suatu perjalanan pendakian yang menyenangkan.
Kecuali Carstenz Pyramid, rata-rata keenam puncak memiliki jalur yang tipikal. Suasana tropis dan jalur utama pendakian cukup memadai bagi wisatawan yang ingin mendakinya. Yang perlu diperhatikan adalah kecermatan dalam memprediksi kondisi alam dan jalan setapak yang dilalui. Pada jalur pendakian di Latimojong, misalnya, vegetasi lumut masih banyak dijumpai merundung jalur pendakian, sehingga tak sejelas jalur pendakian di Semeru. Juga kerimbunan dan kecuraman jalur pendakian di Kerinci tentunya kontras berbeda dengan jalur pendakian umumnya di Rinjani yang gersang (jalur Sembalun).
Perburuan puncak
Keenam puncak selain Carstenz Pyramid di Papua adalah puncak-puncak yang lebih memungkinkan dan mudah untuk didaki. Mari kita telusuri persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mencapainya. Sedangkan pendakian Carstenz Pyramid dengan salju abadinya lebih memerlukan persiapan dan skill dibandingkan yang lain sehingga sangat cocok untuk dijadikan closing climbing dengan pembahasan yang lebih memadai di lain kesempatan.
Persiapan yang diperlukan peminat adalah terlebih dahulu mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan baik dari literatur atau rekomendasi sejawat. Sebagai contoh Kinabalu merupakan taman nasional yang dikelola secara profesionnal dan mempunyai aturan cukup ketat yang harus diikuti. Perjalanan ke sana harus didukung keuangan yang memadai. Jalur pendakian normal memakan waktu 2–3 hari untuk sampai ke puncak.
Perbekalan menjadi hal yang kritis selama pendakian. Pendaki sedapat mungkin mempunyai informasi yang akurat mengenai jalur pendakian terutama tempat–tempat yang tersedia sumber air alami. Terkadang sumber air alami (bukan curahan hujan) yang tersedia sangat jauh dari base camp sehingga amat bijak apabila dalam logistik kita selalu ada persediaaan air yang cukup. Namun hal-hal tersebut kiranya tidak perlu dirisaukan di Kinabalu karena telah tersedia akomodasi yang memadai.
Tak kalah pentingnya adalah memilih rekan satu tim yang nantinya akan bahu-membahu dalam pendakian agar tercipta sebuah perjalanan yang menyenangkan. Terlebih lagi apabila perjalanan akan memakan waktu yang lama karena jauhnya tempat yang dituju. Bila diperlukan di Rinjani dan Kinabalu selalu tersedia porter atau guide yang siap membantu pendakian dengan upah yang wajar.
Adalah sikap yang bijak untuk senantiasa ramah dan bersosialisaisi dengan penduduk di tempat mulainya pendakian. Akan sangat bermanfaat bila kita beristirahat terlebih dahulu di desa terakhir sebelum memulai pendakian. Di Kerinci, Rinjani, dan Kinabalu telah banyak tersedia pesanggrahan di kaki gunung bagi yang ingin beristirahat.
Banyak yang bisa digali dari sosialisasi dengan masyarakat sekitar kaki pegunungan selain persahabatan. Kita bisa mengumpulkan informasi yang diperlukan seperti sumber mata air, cerita-cerita legenda, kondisi alam serta flora fauna sekitar gunung. Dari pengalaman penulis, penduduk desa akan memberikan bantuan lebih dari yang sekedar diharapkan apabila kita dapat melakukan pendekatan yang tepat. Bahkan kerap kita tak dapat membayangkan bagaimana membalas kebaikan mereka kelak.
Pulang dengan selamat
Perlu disadari pendakian gunung bukanlah olahraga yang mudah. Selain dibutuhkan respek terhadap alam, juga diperlukan kearifan untuk mengukur kemampuan sendiri. Pendakian maraton beberapa gunung sekaligus dalam waktu berdekatan bukanlah hal yang bijak. Manusia adalah mahluk sosial yang senantiasa rindu kepada masyarakatnya. Ambisi yang tidak wajar hanya akan menumbuhkan sikap anti sosial, sesuatu yang sayangnya terkadang menjangkiti para pendaki.
Kondisi fisik yang tidak prima akan menjadi hambatan utama perburuan puncak. Kelelahan dan turunnya kondisi tubuh akan segera dirasakan. Daya tahan terhadap cuaca pun menjadi sangat rentan. Demikian pula kondisi psikis yang merindukan suasana sosial akan menjadikan perjalanan kurang menyenangkan karena perasaan ingin cepat pulang begitu mendominasi. Perasaan takabur karena merasa telah berpengalaman pun menjadi musuh yang tak kurang berbahaya.
Wisatawan dan penggemar olahraga mendaki gunung dapat menjadikan puncak-puncak pulau sebagai suatu perburuan yang menyenangkan dengan suasana kompetisi yang penuh persahabatan. Pada saat-saat mendekati puncak, tiada ada yang lebih indah selain bertemu dengan sesama pendaki lain. Itulah persahabatan yang sulit dilukiskan. Tanpa pernah bertemu atau menyapa, tiba-tiba saja senyuman dan sapaan begitu mudah terlontar. Jauh sekali dengan suasana perkotaaan yang hampa dari keramahan.
Kalangan penggiat kegiatan outdoor dan wisatawan penggemar olahraga mendaki gunung dapat merangkaikan petualangannya menjadi sebuah bunga rampai perjalanan yang menebarkan wangi semangat keindonesiaan yang kental. Ibarat lembaran-lembaran khazanah berharga yang bila dirangkum akan menjelmakan sebuah magnum opus bagi penghayatnya. Sebuah tantangan petualangan yang sulit diabaikan begitu saja…

SUMBER : http://catros.wordpress.com/2007/08/21/pegunungan-adalah-tempat-paling-kuat-di-bumi/

Para Penjaga Gapura Gunung Dunia

Para Penjaga Gapura Gunung Dunia

Di kaki gunung tertinggi di dunia hidup orang Sherpa. Mereka terkenal karena keberhasilannya membantu pendakian gunung Everest (8.848 meter). Tanpa mereka sangat sulit membayangkan kawasan Everest bisa berkembang jadi daerah wisata alam yang menarik ribuan wisatawan dan ratusan pendaki gunung Everest setiap tahunnya. Orang Sherpa ini tinggal di daerah yang disebut Solu Khumbu.

Apa, demikian nama pendaki kawakan itu, berbadan kurus dan dengan wajah tertawa menunjukkan tipikal orang Sherpa. Ia berasal dari dusun Thame di daerah Solu Khumbu. Kampungnya di ketinggian 3.800 meter merupakan pemukiman tertinggi di Solu Khumbu. Selain Apa dari kampung ini lahir warga Sherpa yang terkenal di dunia seperti Tenzing Norgay, dan Ang Rita.
Tenzing Norgay adalah salah satu dari dua orang pertama yang mencapai puncak Everest. Ang Rita Sherpa yang menjadi orang pertama mendaki Everest sepuluh kali. Apa yang oleh orang-orang di Solu Khumbu dipanggil Apa Sherpa, telah mendaki melampaui rekor Ang Rita yakni mendaki Everest sebanyak sebelas kali.
Tenzing Norgay, Ang Rita Sherpa dan Apa Sherpa boleh dikata telah menyandang julukan kolonial Inggris yang pernah malang melintang di anak benua India sebagai Snow Tigers.
Harimau Salju ini karena kemampuan legendaris mereka untuk bergiat di gunung tertinggi bumi. Ketika orang-orang Inggris bercita-cita menjadi bangsa pertama sampai di puncak tertinggi dunia mereka mengajak suku Sherpa di sebelah selatan Everest. Ternyata orang Sherpa memang andalan.

Asal Usul
Sherpa sendiri bukan nama pilihan mereka. Mereka disebut ”Orang-orang dari Timur” dalam bahasa Tibet atau Sherpa. Ini karena mereka tinggal di daerah Kham yang berada di sebelah timur dataran tinggi Tibet.
Tanah Tibet tempat asal orang Sherpa merupakan dataran tertinggi di bumi. Daerahnya beriklim ekstrim. Suhu dingin sekali, tanah berbatuan. Ilustrasi betapa sulitnya tanah Tibet datang dari budaya pemakaman orang Tibet. Di bukit-bukit sekitar ibukota Tibet, Lhasa, ada tempat pemakaman.
Di atas bukit ini jenazah dimutilasi dan dibiarkan di udara terbuka agar disantap oleh burung Nazar. Setelah tinggal tulang baru ditimbun dengan batuan. Tukang jagal jenazah ini menduduki kasta paling rendah dalam konstalasi sosial masyarakat Budhis Tibet.
Pada abad ke-16 orang Sherpa pindah dari Kham. Tidak jelas kenapa mereka pindah. Hanya saja ada legenda yang menceritakan Guru Rimpoche tokoh yang membawa agama Budha ke Tibet mengatakan bahwa saat kesulitan menimpa di Tibet, orang Kham harus pindah ke selatan ke sebuah gunung besar yang penuh salju.
Gunung besar itu disebut ”Dewi Tempatnya Salju” atau dalam bahasa Tibet Chomolungma. Sekarang umumnya orang-orang menyebut gunung itu dengan nama Everest, gunung tertinggi di bumi.
Sulitnya hidup di kawasan gersang menjadikan Nepal di sebelah selatan Chomolungma menarik. Walau tinggal di lereng Chomolungma di selatan, hanya perlu jalan kaki turun lembah sungai yang airnya putih seperti susu untuk mendapatkan tanah subur yang penuh kehijauan.
Sungai berair susu itu pun diberi nama sama Dudh Kosi, atau sungai susu. Warna putih ini berasal dari silt hasil erosi dari gletser atau sungai es yang menjadi sumber air sungai-sungai. Di lerengnya pohon-pohon Rododendron dengan kembang merah menyala tumbuh. Kembang yang ceria di antara lereng terjal membuat tanaman ini menjadi lambang negara Nepal.

Petani dan Pedagang
Di lembah sungai ini orang-orang Sherpa tinggal. Mereka membangun desa-desa dan ladang-ladang gandum serta kentang. Rumah-rumah yang dibangun dari tumpukan batu-batu gunung. Lereng dicangkul hingga membentuk teras-teras untuk ladang. Usaha seadanya untuk menahan erosi tanah pada lapisan kesuburan yang sangat tipis.
Hasil panen pertanian ini tidak pernah cukup untuk stok makanan mereka dalam setahun. Maklumlah kawasan Solu Khumbu dipengaruhi oleh dua kelompok musim. Pertama musim angin barat yang membawa hujan dan kering. Kedua empat musim: panas, gugur, dingin dan semi.
Mereka pun mengusahakan kegiatan lain yakni berternak. Lapangan rumput yang di Eropa disebut Alp di Solu Khumbu pun digunakan untuk menggembala ternak. Ternak orang Sherpa ini tentunya berbeda dengan yang di Eropa. Ternak khas daerah Himalaya adalah sejenis sapi yang disebut Yak. Hewan ini berbulu lebat dan sanggup membawa beban sampai ke sungai-sungai es di mulut gunung salju.
Hewan multi terain merupakan berkah. Yak dipakai sebagai hewan angkut untuk barang dagangan. Hasil pertanian dari India dan Nepal diangkut ke Tibet. Sebaliknya hasil kerajinan Tibet dibawa ke selatan.
Petani dan pedagang adalah profesi orang Sherpa selama lima abad mereka tinggal di Solu Khumbu. Kurun waktu setengah milenium yang tidak membawa orang Sherpa dalam kemajuan materi. Mereka matang dalam religi dengan tumbuhnya biara-biara dan kuil. Kuil pusatnya terdapat di Tengboche, sebuah bukit di tengah lembah aliran Dudh Kosi. Kuil ini sekarang menjadi atraksi wisata di Solu Khumbu.
Berkunjung ke Tengboche ini merupakan sasaran yang teraman di Solu Khumbu. Menuju ke sini berarti hanya sampai pada ketinggian 3.700 meter. Tidak ada bahaya penyakit ketinggian bagi umumnya wisatawan. Dari lokasi ini puncak Everest bisa diintip di kejauhan.
Setiap hari para biksu melakukan puja, dan atraksi ini bisa untuk menggambarkan tingkat religiositas masyarakat Sherpa. Dalam keluarga Sherpa anak pria tertua selalu diharapkan menjadi seorang pendeta Budha.Demikianlah dalam keluarga Apa Sherpa. Walau ia terkenal di dunia pendakian, dan ini adalah dunia yang penting di Nepal, tetapi kakaknya sebagai pendeta lebih dihormati. Apa Sherpa harus menyisihkan waktu untuk menyambut kakaknya setiap kali ia pulang ke desa mereka di Thame.

Pemandu, Pemilik Hotel
Sebagaimana setiap budaya di mana pun dipermukaan bumi, masyarakat Sherpa mengalami transformasi sosial. Sekarang ini pada warga Sherpa di desa-desa di Solu Khumbu bisa dijumpai tiga generasi dengan profesi berbeda.
Seorang kakek yang petani, putranya pedagang, cucunya pemilik hotel dan pemandu wisata. Harapan mereka adalah anak-anak mereka bisa menjadi dokter, pengacara, pakar teknologi informatika. Sama seperti profesi para tamu-tamu yang berkunjung ke Solu Khumbu.
Transformasi sosial Sherpa diawali dari masa penjelajahan pegunungan Himalaya oleh orang-orang Eropa. Tenaga para Sherpa dijadikan kuli untuk mengangkut barang ke lereng-lereng gunung. Kebiasaan mereka untuk bertani dan berdagang membuat orang Sherpa terbiasa mengangkut beban berat.
Bagi mereka jalan di ketinggian 4.000 meter dan menggotong 25 sampai 35 kilogram beban berat merupakan pekerjaan yang sudah biasa. Beberapa di antara mereka ikut mendaki ke kawasan salju. Ternyata mereka mudah mengadaptasi teknik-teknik mendaki gunung. Tentunya karena mereka dalam kondisi fit hingga memudahkan untuk bertindak cepat di ketinggian.
Kelebihan ini menjadikan beberapa orang Sherpa luar biasa di gunung. Mereka pun sudah memiliki budaya ramah tamah dan suka melayani orang lain. Tidak sulit langkah selanjutnya untuk menjadi pemandu. Solu Khumbu pada tahun 1951 kedatangan serombongan pendaki. Ketuanya seorang yang kurus dan berotot kuat dengan mata biru yang menawan. Namanya Eric Shipton, ia memimpin rombongan mencari jalan ke puncak yang oleh orang Nepal disebut Sagarmatha.
Rombongan pendaki ini menyusuri Dudh Kosi dan di salah satu anak sungainya mereka membelok ke barat. Eric Shipton dan timnya berhasil menemukan gletser yang jatuh dari puncak Everest. Dari suatu lereng mereka mengintip bagian atas sungai es yang tampaknya sangat amburadul. Ternyata di sebelah atasnya dapat dilalui untuk mencapai puncak Everest.
Di antara anggota timnya itu ada seorang muda dari Selandia Baru, seorang petani pemelihara lebah. Namanya Edmund Hillary, orangnya tinggi dan dagu bawahnya sedikit besar dan menonjol, menggambarkan seorang yang memiliki kemauan keras untuk berhasil.
Dua tahun kemudian melalui rute yang dipantau itu tim Inggris di bawah pimpinan John Hunt berhasil menempatkan dua pendaki untuk pertama kalinya di puncak Everest. Edmund Hillary yang pertama mencapai puncak disusul seorang penduduk desa Thame yang tinggal di Darjeling, India, Tenzing Norgay.
Nama kedua orang ini menjadi terkenal di seluruh dunia. Pendakian mereka pun mengawali ribuan pendakian lain dan rombongan wisatawan yang datang hanya untuk menyaksikan keindahan pegunungan Himalaya dan keunikan kultur orang Sherpa.

Hutang Hillary
Edmund Hillary bersama John Hunt mendapat gelar kebangsawanan. Sir Edmund Hillary yang merasa ketenarannya ini berkat bantuan masyarakat Sherpa berupaya membalas budi. Ia mendirikan sekolah di Khumjung, desa antara pusat pemukiman Sherpa di Namche Bazaar dan pusat religi mereka Tengboche.
Dari sekolah inilah awal mulanya muncul orang Sherpa yang terpelajar. Ada di antara alumni sekolah desa ini yang kemudian menjadi dokter dan kembali membaktikan diri ke kampung halamannya di Solu Khumbu.
Mungkin saja kenyataan bahwa mayoritas orang Sherpa menjadi profesional dalam struktur masyarakat Nepal masih perlu waktu lama. Sekarang mayoritas orang Sherpa yang kira-kira 3.500 orang di Solu Khumbu bekerja di bidang pelayanan wisatawan yang jumlahnya mencapai 24.000 pelancong dalam setahun.
Sekitar 80 persen bekerja sebagai pemandu, kuli, juru masak, pelayan hotel, pemilik hotel di Solu Khumbu. Penghasilan pemandu di gunung bisa 2.000 hingga 4.000 dolar untuk dua bulan bekerja.
Setahun mereka bisa ikut dua ekspedisi. Jika hanya menjadi pemandu wisata maka penghasilannya lebih rendah lagi sekitar 500 sampai 1.000 dolar untuk perjalanan selama sebulan. Paling bawah adalah para kuli yang hanya dapat 100 sampai 200 dolar untuk mengangkut beban selama dua atau tiga minggu.
Transformasi sosial ini akan terus terjadi. Cepat atau lambat, dunia Sherpa akan berubah. Mungkin saja berkunjung ke Solu Khumbu nantinya sama seperti ke Alp, tidak ada kuli pembawa barang. Hanya ada alat transportasi yang harganya tidak terjangkau kantung dunia ketiga.
Apa pun perubahan yang menimpa mereka, keindahan pegunungan Himalaya yang mereka jaga tidak akan berubah secepat mereka.

sumber : http://catros.wordpress.com/2007/06/05/para-penjaga-gapura-gunung-dunia-2/

ORANG INDONESIA PERTAMA MENCAPAI PUNCAK EVEREST

ORANG INDONESIA PERTAMA MENCAPAI PUNCAK EVEREST

Penderitaan telah menempa Asmujiono menjadi lelaki yang tabah dan kuat. Kedua orang tuanya, petani Kecamatan Tumpang, Malang, emninggal semasa Asmujiono masih kecil. Sejak itu, anak kelima dari enam bersaudara ini, pindah dari satu orangtua angkat ke orangtua angkat yang lain. Sekolah Dasar ia lalui setelah sempat tinggal kelas V karena ketiadaan biaya. Namun ia bertekad untuk tetap sekolah dan berobsesi menjadi orang terkenal pada kemudian hari. Kesadaran itu membuat lelaki kelahiran 1 September 1971 itu membiasakan diri bangun subuh dan lari sejauh empat kilo meter lebih menuju sekolahnya. Kebiasaan terebut berlanjut hingga SMP yang berjarak tujuh km dari rumahnya. Selama itu pula, Asmujiono membawa tas yang isinya pakaian, seragam sekolah dan mandi setiba di sekolah.
Kebiasaan itu juga yang mengantarkan ke jenjang sukses. Ketika di SMP Negeri, Asmujiono berhasil tampil sebagai juara umum dalam lomba maraton se-Jawa Timur memperingati Hari Ulang Tahun Kotamadya Malang, mengalahkan pelari-pelari asal Jakarta dan daerah lain. __________ Sebagai anak angkat, Asmujiono sadar bahwa ia tidak bisa berdiam diri, seperti halnya teman-teman remajanya, ia membantu orangtua angkatnya menjaga kebun setelah pulang sekolah. Setelah tamat SMA Diponegoro, Malang, impian Asmujiono yang ketika itu sudah bertekad menjadi tentara, belum juga tercapai. Ia bahkan sempat menganggur selama setahun. Saat itu, ia mulai mencoba berdagang buah-buahan sambil mencari informasi bagaimana caranya masuk tentara. __________ Berkat kegigihannya, ia berhasil memenuhi impiannya menjadi tentara. Itu pun dilaluinya dengan susah payah. Setahun kemudian, 1995, ia terpilih masuk Kopassus setelah melalui tes yang cukup berat, antara lain kemampuan fisik, lari, renang. Ia kemudian masuk pendidikan di Grup III Kopassus di Batujajar, Jawa Barat. Di sini, Asmujiono meraih rangking dua kecepatan lari. __________ Ia terpilih sebagai pendaki serbu dan mengikuti pendidikan selama dua bulan lebih di Gunung Parang, kemudian bertugas di Timor Timur selama sepuluh bulan dan menjalani pendidikan Sandi Jejak di Batujajar. Ketika menjalani pendidikan itu, Asmujiono diikutkan dalam seleksi ekspedisi Everest. Selama seleksi antara lain mendaki Gunung Gede, Gunung Putri, renang, lari sprint naik turun tangga, ia mencatat prestasi gemilang. Berhasil memecahkan rekor 45 menit mengelilingi Gunung Gede dan meraih rangking I, rangking II diraih Misirin. Prestasi itulah yang mengantarkannya ke Nepal, ikut ekspedisi Everest. “Saya ingin menjadi orang terkenal, tapi nggak tahu lewat mana,” obsesi Asmujiono suatu ketika. Sekarang ia sudah terkenal. Dicacat sejarah sebagai orang Indonesia pertama mencapai Puncak Everest tanggal 27 April 1997 dan sekaligus sebagai orang pertama pula se-Asia Tenggara.

Sumber : Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan 1997
sumber : http://catros.wordpress.com/2007/03/29/orang-indonesia-pertama-mencapai-puncak-everest/